Politik

Mulia – PAS Tancap Gas, Langsung Serap Aspirasi Warga Buleleng

Jumat, 06 September 2024

Card image

Mulia – PAS Tancap Gas, Langsung Serap Aspirasi Warga Buleleng

SINGARAJA, Bukti nyata mengawali langkah perjalanan yang dilakukan pasangan calon Gubernur Bali Made Muliawan Arya alias De Gadjah bersama calon Wakil Gubernur Bali Putu Agus Suradnyana alias PAS dengan menyerap langsung aspirasi masyarakat Buleleng yang dikemas dengan tajuk Menatap Masa Depan Buleleng.

Banyak persoalan yang mencuat dalam dialog yang berlangsung hampir dua jam, Jumat 6 September 2024 di Ballroom, The Grand Vilandra Tukadmunga yang dihadiri berbagai komponen masyarakat di Kabupaten Buleleng.

Dalam diskusi yang dipandu wartawan senior Ketut Wiratmaja itu mengungkap berbagai permasalahan di Bali Utara yang dilontarkan langsung kepada Mulia – PAS, seperti Dedy Yastika alias Melor yang berharap kedepan pemerintah memiliki konsep pembangunan pariwisata secara adil dan merata di Bali, “Satu contoh misalnya kedepan untuk mengubah jalur kendaraan bus pariwisata, dari Gilimanuk diarahkan melintas ke jalur pantura sebelum ke Denpasar,” ujarnya.

Yang menarik, dalam urun rembug itu juga dihadiri Ketut Putra Sedana alias Dokter Caput yang menyampaikan harus ada optimalisasi terhadap keberadaan perusahaan daerah dengan peningkatan Sumber Daya yang dimiliki termasuk memaksimalkan kemampuan pengelolaannya.

“Ada 4 potensi, yaitu SDA, SDM, sumber daya politik, dan potensi sumber daya daerah lewat perumda agar dimaksimalkan. Optimalkan sampah. Perluas investasi jangan ada pungli. Optimalkan pengelolaan buah, agar dari hulu ke hilir,” beber dokter Caput.

Caput juga menekankan pentingya kehadiran langsung seorang pemimpin ditengah-tengah masyarakatnya, “Pemimpin harus banyak mendengar, banyak merasakan, dan banyak lagi beri contoh, sedikit bicara. Saya yakin itu akan jadi pemimpin yang dicintai masyarakat,” tegasnya.

Perwakilan Singaraja Menonton, Kardian Narayana dalam pertemuan itu meminta perhatikan soal industri film dan ekonomi kreatif. “Kalau perlu dibuatkan perda soal film dan ekonomi kreatif. jangan kalah sama papua yang sudah punya perda itu,” ujarnya.

Berkaitan dengan olahraga, Gede Budiawan, dari Pengurus KONI Buleleng memastikan, KONI Buleleng sudah mengusulkan kepada kemenpora dan disetujui menggunakan lahan pemprov Bali untuk pengembangan sarana dan prasarana olahraga.

“Kami negosiasi untuk pengembangan sport centre kedua setelah bhuana patra. ini perlu dukungan tidak sedikit. Mudah-mudahan sinergi buleleng, provinsi dan pusat terwujud.  Kami berharap agar pemimpin buleleng bisa meningkatkan prestasi buleleng ditingkatkan lebih baik lagi. untuk calon pemimpin bali, kami berharap olahraga ini bisa menjadi ujung tombak. Buleleng jangan jadi lumbung suara saja, tapi bangun buleleng secara tulus,” ucap Budiawan.

Wayan Artanayasa dari Undiksha Singaraja mendukung atas rencana Kota Singaraja sebagai Kota Pendidikan, namun rencana tersebut masih sebatas wacara sehingga kedepan sangat diharapkan adanya dukungan fasilitas dan komitmen yang kuat.

“Penting kedepan agar memperhatikan pendidikan itu harus dilihat dari berbagai sudut sehingga kota pendidikan itu memang benar-benar pendidikan jadi inti. kedua, perguruan tinggi harus diperhatikan, karena memberi dampak besar pada buleleng, minimal dampak pada kost-kostan,” ungkap Artanayasa.

Akses Bandara Bali Utara juga menjadi perhatian penting dalam diskusi yang berlangsung gingga tengah malam, tercatat hal itu diungkapkan praktisi pariwisata Gede Sentana dan Nyoman Tawa warga Desa Suwug.

“Investor ini mau datang kalau akses bagus. Kami mohon akses dan bandara jangan dibatalkan lagi. Nanti memimpin bali juga harus mampu melakukan zonasi pariwisata secara jelas damn harus jelas, jangan sampai buleleng sama dengan tempat lain. bBiar praktisi pariwisata dan pertanian jalan, biar ekonomi bisa jalan,” beber Gede Sentana.

Hal menarik justru diungkapkan Wayan Sengen dari Desa Nagasepehe yang mengingatkan pentingnya visi misi dengan pejabat sebelumnya sehingga pembangunan yang sudah direncanakan tidak menghilang begitu saja.

“Bapak selaku pemimpin yang dipilih rakyat harus mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat dan harus ditindaklanjuti. Terakhir, belum semua merata dan adil. Contoh saya di Sinabun, 5 hari belum tentu dapat air bersih. Bagaimana memberikan pemerataan secara adil. karena kami dijanjikan dulu, sampai di denpasar, lupa janjinya,” tegasnya.

Diskusi bertajuk Menatap Masa Depan Buleleng juga mengungap berbagai hal berkaitan dengan masalah tenaga kerja yang lebih banyak anak muda di Buleleng memilih bekerja ke luar Buleleng bahkan ke luar negeri, persoalan sampah termasuk juga pajak tanah pertanian serta perhatian untuk kaum disabilitas.

Menyikapi beragam persoalan itu, Mulia – PAS langsung menanggapi aspirasi yang disampaikan dan telah mencatat untuk menjadi acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan program jika dipercaya masyarakat memimpin Bali kedepan.

“Saya beruntung juga menjadi calon Wagub, Adik saya Made (De Gadjah) menjadi Cagub karena dia punya partai, dia dekat dengan pak Prabowo. Jadi lebih mudah komunikasi dilakukan karena linier. Jadi linier semua deh, pusat, provinsi dan kabupaten,” ujar Putu Agus Suradnyana.

Hal senada diungkapkan De Gadjah, dimana saat masa kepemimpinan Prabowo Subianto dipastikan sejumlah infrastruktur akan dibangun di Bali. Mulai dari Bandara, LRT yang terkoneksi ke seluruh Bali serta permasalahan sampah. “Jadi LRT sekarang sudah peletakan batu pertama nanti akan terkoneksi juga ke Buleleng,” jelasnya.

Dalam diskusi itu juga dihadiri pasangan calon bupati dan calon wakil bupati Buleleng dari KIM Plus, Nyoman Sugawa Korry dan Gede Suardana termasuk para pimpinan parpol pendukung dan sejumlah tokoh masyarakat Buleleng.


Editor: Arie Pratama

Berita Terkini