Politik
Dhukajaya Fasilitasi Desa Alasangker Menjadi Sentra Peternakan
Sabtu, 03 Februari 2024
drh. Nyoman Dhukajaya, M.Si., Caleg Partai Golkar Nomor Urut 4 Dapil Kecamatan Buleleng melakukan pertemuan dengan kelompok petani peternak di Dusun Bengkel, Desa Alasangker untuk membuat sentra peternakan di Bali Utara. (ist)
SINGARAJA, Fasilitasi dalam mewujudkan Desa Alasangker di Kecamatan Buleleng sebagai sentra peternakan di Bali Utara mencuat saat drh. Nyoman Dhukajaya, M.Si., melakukan pertemuan dengan kelompok petani peternak di Dusun Bengkel, Desa Alasangker awal pekan lalu, bahkan hingga Jumat 2 Pebruari 2024 langkah-langkah strategis sudah mulai tersusun untuk mewujudkan keinginan para kelompok petani peternak tersebut.
Dhukajaya yang seorang praktisi dokter hewan berkomitmen memperjuangkan sentra ternak bagi Desa Alasangker dengan melihat sejumlah pertimbangan dan dukungan potensi desa, dimana secara geografis dilihat sangat tepat, baik dari segi iklim, kelembaban, ketinggian tempat, kualitas air, dan ketersediaan pakan ternak.
Dhukajaya yang juga sebagai pengusaha dan sekaligus pemilik Apotek Mulia Farma Group akhirnya dilirik Partai Golongan Karya (Golkar) untuk maju di Pemilihan Legelatif (Pileg) Pemilu 2024 memperebutkan kursi di Daeran Pemilihan (Dapil) Kota mengaku telah lama melirik wilayah di Desa Alasangker untuk bisa dikembangkan sebagai pusat peternakan.
“Membangun ekonomi masyarakat ini menjadi hal penting yang harus dilakukan. Pembangunan yang dilakukan juga harus melihat potensi dan keragaman yang dimiliki desa itu sendiri, seperti Desa Alasangker ini sangat tepat dijadikan sentra peternakan di Buleleng, bahkan di Provinsi Bali,” ungkap Dhukajaya.
Sekretaris AMPG Bali ini dengan tagline-nya Beretika, Inovatif, Guyub dan Intelek disingkat Beringin terus melakukan konsolidasi disamping melihat potensi pengembangan wilayah di Kecamatan Buleleng. “Ini, salah satu upaya yang kita lakukan,harus turun ke masyarakat dengan melihat kondisi yang ada dan membangkitkan potensi serta kemampuan masyarakat desa itu sendiri,” tegasnya.
Dhukajaya sebagai dokter hewan juga berharap petani peternak di Desa Alasangker dalam pengembangannya mampu melakukan pola kemitraan, bahkan Dhukajaya akan melakukan fasilitasi dengan pemerintah termasuk mengajak pihak investor untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Alasangker dan desa-desa lainnya.
“Makanya kedepan wakil rakyat bisa memfasilitasi pemerintah dengan pihak investor khusus investor bidang peternakan, perunggasan komersiil dengan pola kemitraan seperti ayam pedaging atau broiler farm, ayam petelor ataulayer farm. Ini akan memberikan manfaat untuk masyarakat desa Alasangker dan desa-desa disekitarnya,” papar Dhukajaya.
Fasilitasi menjadikan Desa Alasangker dan sekitarnya sebagai sentra peternakan juga berdasarkan kebutuhan daging yang dibutuhkan setiap harinya, utamanya untuk memenuhi kebutuhan daging ayam di Hotel dan Restaurant di Bali maupun beberapa tempat lainnya, belum lagi kebutuhan daging lainnya.
“Kalau dari ayam, di Bali itu membutuhkan daging ayam 1.091,67 ton per tahun dengan kebutuhan rumah tangga rata-rata 606,41 ton. Sementara Buleleng mensuplai daging ayam nomor empat setelah Tabanan, Bangli dan Gianyar. Ini harus mampu terus dikembangkan petani peternak untuk mendukung pengembangan usaha dan sektor ekonomi di Buleleng,” beber Dhukajaya.
Putu Yasa, salah satu petani peternak merasakan semangat untuk mengembangkan desanya sebagai setra peternakan, langkah awal yang dilakukan berencana untuk membentuk dan membangun kelompok-kelompok usaha peternakan tersebut.
“Ada semangat baru dengan kehadiran Pak Dhukajaya di desa kami yang melihat adanya potensi desa untuk dikembangkan, kami para petani peternak sangat berharap untuk bisa mengembangakan ini secara berkelanjutan,” ujar Yasa.
Dengan berkembangnya sektor peternakan akan memberikan imbas pada peningkatan perekonomian masyarakat termasuk mampu memberikan peningkatan pundi-pundi pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Buleleng dan yang terpenting tentunya mampu mendorong peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat petani peternak.
Editor: Redaksi