Opini
Apa Yang Bisa Dibanggakan di 420 Tahun Kota Singaraja (2)
Jumat, 29 Maret 2024
Apa Yang Bisa Dibanggakan di 420 Tahun Kota Singaraja (2)
30 Maret 2024, konon Kota Singaraja telah berusia 420 tahun dan tentunya Sejarah Panjang Kota Singaraja di tahun ini dirayakan dengan mengusung tagline “Buleleng Berbangga” di tengah laju inflasi yang dialami masyarakat Buleleng, perayaan 420 tahun dikemas dengan luar biasa yang konon seluruh biaya diberikan para pengusaha ataupun perusahaan yang beroperasi di Bali Utara.
Medio Januari 2024, tercatat laju inflasi di Kabupaten Buleleng naik tidak terkendali. Inflasi Buleleng bahkan lebih tinggi dari laju inflasi nasional maupun laju inflasi provinsi Bali. Sepanjang tahun 2023, laju inflasi nasional mencapai 2,61 persen. Sementara laju inflasi di Provinsi Bali sebesar 2,77 persen. Anehnya laju lonjakan inflasi di Buleleng sebesar 4,31 persen. Sedangkan laju inflasi di Kota Denpasar yang notabene ibu kota provinsi Bali, hanya 2,54 persen.
Atas kejadian tersebut, BPS pun turun tangan memberikan masukan kepada Pemkab Buleleng di bawah kepemimpinan PJ Lihadnyana, Berbagai alasan diungkapkan, berbagai metode diterapkan mulai dari pencanangan gerakan penanaman cabai sebagai langkah awal dalam pengendalian inflasi daerah.
Sayangnya kembali Buleleng diterpa oleh melambungnya harga beras di pasaran, banyak beras dijual dengan HET (Harga Eceran tertinggi), bahkan pemerintah juga kewalahan untuk mengantisipasi masalah tersebut termasuk upaya mengurangi tingginya aspek aspek penyebab kembali meningginya inflasi.
Pembahasan distribusi pasokan dan pengendalian harga beras SPHP di RPK dan TPK yang ada di Buleleng juga terus dilakukan, dipimpin langsung oleh Sekretaris Satgas Pangan Buleleng Ni Made Rousmini didampingi Kepala Disdagperinkop UKM Buleleng Dewa Made Sudiarta serta Satgas Pangan SPHP Buleleng Made Kawan Yasa dilakukan pembahasan yang serius, namun hasilnya harga kebutuhan pokok masih tetap mahal bagi Masyarakat.
Mampukah pemerintah akan menekan laju inflasi di Buleleng ataukah barang-barang yang dibutuhkan masyarakat bakal terus melambung harganya, bahkan kemudian sulit untuk didapatkan. Masyarakat hanya bisa berdoa untuk mampu bertahan hidup ditengah melambungnya harga kebutuhan pokok yang barangkali telah menjadi sebuah kebanggaan. (002)
Editor: Sadarsana